Langsung ke konten utama

Postingan

Postingan terbaru

Mission HMI

                            Mission HMI                        Oleh: Kamal A.M       Himpunan mahasiswa Islam atau biasa disebut HmI didirikan di Yogyakarta 14 Rabiulawal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1995. Dalam berdirinya HmI ini terdapat faktor-faktor yang meletar belakangi. 1. Situasi negara Republik Indonesia yang mana pada saat itu dijajah oleh bangsa barat, selain menjajah bangsa Indonesia mereka juga membawa misi politis skularisme dan ekonomi libelarisme. Penjajah menerapkan pembaratan di Indonesia (westernisasi). 2. Situasi umat Islam di indonesia, yang mana terpadunya ajaran Islam dengan adat istiadat yang datang dari Hinduisme, Budhaismedan Animisme. 3. Situasi dunia perguruan tinggi dan kemahasiswaan, terjadinya dua listis pendidikan yang mengarah kepada keislaman dan kebaratan. Yang dikhawatirkan adalah yag mengarah kebaratan karena mereka tidak didasari oleh agama mereka melainkan dengan rasionalisasi yang akan menimbulkan skularisasi. 4. Munculnya polarisasi po

Pudarnya Budaya Berbahasa

*Pudarnya Budaya Berbahasa* _Oleh: Muslikh Amrullah_ Persaingan elite politik akhir-akhir ini menjelang Pilpres dan Pileg 2019 sudah mengarah ke pola berbahasa yang tidak sehat dan cenderung destruktif. Usaha saling menjatuhkan dan menyerang lawan politik dilakukan dengan pilihan kata yang jauh dari norma kesantunan berbahasa orang timur pada umumnya; seperti elite politik bermental maling, tampang miskin, presiden plonga-plongo, politisi sontoloyo, genderuwo, tabok, budek, KPK sinting, dungu, dan lain-lain. Kata-kata itu bukan saja tidak santun atau kasar menurut etika berbahasa, tetapi juga tidak berakhlak menurut ajaran agama. Mungkin para elite kita tidak sadar bahwa penggunaan kata-kata seperti itu bisa berdampak pada perilaku masyarakat, utamanya kepada para generasi muda. Meminjam istilah Foucault, Agus Suwignyo (Kompas, 30/10/2018) menyatakan lebih dari sekadar alat komunikasi bahasa menyimpan potensi kuasa untuk membentuk pola pikir dan keyakinan masyarakat yang pada akhirn

Mendengarkan dan Akhirnya Jatuh Cinta

"MENDENGARKAN DAN AKHIRNYA JATUH CINTA"                       Oleh: Aidil Fitri Perkenalan saya dengan HMI sudah terjadi sejak saya duduk di kursi SMA. Banyak saudara, tetangga, bahkan kerabat saya yang sedang kuliah menyebutkan dan menempelkan stiker HMI entah itu di jendela rumah, pintu kamar,  helm, cover buku, dan sebagainya. Sehingga membuat saya tidak begitu asing dengan logo HMI itu sendiri. Pernah waktu itu terlintas di pikiran saya "apasih itu HMI?, kenapa kok logonya kayak gitu? Kenapa orang2 pada pasang stiker HMI dimana-mana, dan kenapa banyak orang yang suka menyebutkan kata HMI? sebenarnya HMI itu apa?". Sampai pada akhirnya, saya menuangkan segala pertanyaan saya ke rekan dan saudara saya yang merupakan kader HMI. Lalu, tanpa kesengajaan mereka menjawab hal yang serupa, "Kalau mau tau jawabannya, kamu jadi mahasiswa terlebih dahulu, dan gabung sama saya di HMI. Biar paham." Jawaban yang sangat tidak membuat diri saya puas sama sekali.

Tantangan Instruktur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dalam Menjaga Pengkaderan Di Era Millenial

Tantangan Instruktur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dalam Menjaga Pengkaderan Di Era Millenial.                  Oleh : A. Humaeni Rizqi Latihan Kader Himpunan Mahasiswa Islam (LK HMI) pada hakekatnya merupakan bentuk perkaderan HMI yang berorientasi pada pembentukan watak, pola pikir, visi, orientasi berwawasan ke-HMI-an yang paling dasar. Posisi dan peranan Latihan Kader adalah untuk meletakan dasar-dasar bagi setiap kader HMI agar siap mengemban amanah dan tanggungjawab guna membangun bangsa Indonesia di masa depan. Pelatihan (training) di HMI sangat menentukan arah gerak dan dinamika para kader maupun organisasi, sehingga apabila pengelola atau penanggungjawab suatu training HMI salah dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan semangat dan juga gagasan dasarnya maka akan salah pula pengembangan bentuk-bentuk pembinaan berikutnya, baik pada up-grading maupu aktivitas. Berkaitan pada persoalan-persoalan tersebut, dalam pelatihan di HMI, sangat dibutuhkan lembaga serta forum

Cinta dan Fanatisme Politik

Cinta dan Fanatisme Politik  Oleh: Vina Dwi P Pemilihan Presiden tinggal menghitung bulan lagi. Namun, persaingan sudah sangat memanas sehingga membakar emosi di antara dua kubu yang akan bertarung. Kebohongan, kebencian, kegilaan dalam berpolitik sudah tidak mempunyai batas kekaburan. Bangsaku hari ini mengalami segmentasi akibat tajamnya wajah perbeadaan pilihan. Pengklaiman atas nama kebenaran menjadi sebuah budaya yang tumbuh subur dalam iklim politik bangsa kita. Pada akhirnya, masyarakat yang mengalami segmentasi tadi saling menyerang dengan hinaan, cercaan, dendam, karena kebencian pada perbedaan. Nabi Muhammad Saw. Bersabda, “Maukah aku tunjukkan perbuatan yang lebih baik daripada puasa, shalat, dan sedekah? Kerjakan kebaikan dan prinsip-prinsip yang tinggi di tengah-tengah manusia” Bukankah sabda Nabi itu berbanding terbalik dengan keadaan kita hari ini? Semangat cinta kasih, cinta moralitas, bertransformasi menjadi semangat kebencian dan permusuhan hanya karena perbeda

Politik Kemanusiaan Dengan Menerapkan Nilai-nilai Kemanusiaan di Era Digital

Politik Kemanusiaan Dengan Menerapkan Nilai-nilai  Kemanusiaan di Era Digital Oleh : Muhammad Azmy Faiz Indonesia merupakan negara peringkat kelima pengguna internet 143.260.000 jiwa atau sebanyak 53,7 % pada tahun 2017 berdasarkan data InternetWorldStats.com. Bagaimana dengan jumlah peningkatan penggunanya per tahun yang mana kita ketahui hampir setiap orang dikota-kota besar memiliki smartphone yang tersambung dengan Internet. Kita ketahui bahwasanya penggunaan digital yang mana melalui sosial media seperti Facebook, Instagram, Whatsapp maupun media informasi sejenisnya merupakan cara efektif dalam memberikan informasi. Terkait tentang agama, pendidikan, keluarga, pekerjaan, maupun politik. Tetapi alangkah mirisnya dinegeri kita ini seiring dengan  perkembangan teknologi dan informasi tersebut. Masyarakat kita masih banyak yang menggunakan untuk kesalahan maupun kejahatan seperti kasus penipuan, penculikan, pornografi, ujaran kebencian dan lain sebagainya. Seiring dengan hal te