Langsung ke konten utama

Politik Kemanusiaan Dengan Menerapkan Nilai-nilai Kemanusiaan di Era Digital

Politik Kemanusiaan Dengan Menerapkan Nilai-nilai
 Kemanusiaan di Era Digital
Oleh : Muhammad Azmy Faiz

Indonesia merupakan negara peringkat kelima pengguna internet 143.260.000 jiwa atau sebanyak 53,7 % pada tahun 2017 berdasarkan data InternetWorldStats.com. Bagaimana dengan jumlah peningkatan penggunanya per tahun yang mana kita ketahui hampir setiap orang dikota-kota besar memiliki smartphone yang tersambung dengan Internet. Kita ketahui bahwasanya penggunaan digital yang mana melalui sosial media seperti Facebook, Instagram, Whatsapp maupun media informasi sejenisnya merupakan cara efektif dalam memberikan informasi. Terkait tentang agama, pendidikan, keluarga, pekerjaan, maupun politik. Tetapi alangkah mirisnya dinegeri kita ini seiring dengan  perkembangan teknologi dan informasi tersebut. Masyarakat kita masih banyak yang menggunakan untuk kesalahan maupun kejahatan seperti kasus penipuan, penculikan, pornografi, ujaran kebencian dan lain sebagainya. Seiring dengan hal tersebut pemerintah telah membuat perubahan aturan yang bersifat politis dengan UU ITE Nomor 19 Tahun 2016 adalah sebuah bentuk revisi dari Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 dimana masyarakat tidak boleh melakukan suatu hal yang sembarangan terkait informasi maupun transaksi elektronik, sehingga siapa saja yang melakukan pelanggaran tersebut dapat terjerat kasus pidana sesuai dengan tingkatan kejahatan masing-masing. Maka perlulah adanya kebijaksanaan dalam penggunaan informasi dan tekonologi di era serba digital seperti saat ini.

Dapat kita sadari dalam hal berbicara politik masyarakat sekarang sudah sangat mudah mendapatkan informasi dari berbagai media sosial yang mana informasi tersebut masih harus dipertanyakan karena benarkah informasi tersebut fakta atau sekedar opini belaka untuk menjatuhkan lawan politiknya. Isu SARA diangkat ke media sosial untuk menjadi alat kampanye yang terus dikembangkan agar dapat menjatuhkan lawan politik terkait isu itu benar atau tidak adanya. Masyarakat kadang menerima mentah – mentah apa yang mereka baca dan lihat dari media sosial tersebut dan dengan mudah menyebarkannya tanpa menelaah terlebih dahulu berita itu fakta atau opini atau bahkan pembohongan publik. Menggunakan media sosial adalah efektif dalam menyampaikan propaganda politik baik itu yang besifat kejujuran maupun kebohongan apalagi di era kontestasi pemilu seperti saat ini hampir seluruh partai menggunakan media sosial untuk menyampaikan janji politiknya. Kita ketahuio negara kita menerapkan sistem demokrasi dalam hal berbicara pemerintahan tetapi apakah masih pantas sebagai manusia kita menggunakan sebuah propaganda kotor dalam politk kita untuk menjatuhkan lakukan politik. Mengutip dari buku karya Haryatmoko yang berjudul Etika Politik dan Kekuasaan. Konsep aksi politik tidak bisa dilepaskan dari konsep ruang publik terdiri dari dua dimensi : pertama ialah ruang kebebasan poltik dan kesamaan. Yang mana maksudnya setiap warga negara dengan pluralitasnnya memiliki kesamaan hak dalam hal politik. Baik dia orang Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, maupun Konghucu selagi dia memiliki identitas warga negara Indonesia. Maka perlulah nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan dalam agama Islam dan menyampaikan propaganda politik yang mana mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Muslim dan tanpa menggunakan ujaran kebencian maupun fitnah.
Kita ketahui bahwasanya banyak kalangan elite politik dinegara kita tercinta ini yang mayoritas adalah beragama Islam maka perlulah para figur elite politik tersebut mengingatkan kepada simpatisannya untuk tidak menggunakan ujaran kebencian maupun fitnah dalam hal kampanye sosial media apalagi sampai hati harus memerintahkan melakukan kekerasan kepada simpatisannya. Islam mencontohkan nilai-nilai kebaikan dalam sosial bernegarara. Dalam berbicara politik perlulah kita mencontoh sifat Nabi Muhammad SAW, yang mana fakta sejarah membuktikan bahwa beliaulah tokoh paling berpengaruh di dunia. sesuai dengan Alqur’an Surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah. Ada empat sifat baik Nabi Muhammad SAW yang kita ketahui yaitu Sidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah. Sidiq berarti jujur yang mana para politikus muslim haruslah jujur dalam menyampaikan propaganda politiknya. Tabligh berarti menyampaikan yang mana menyampaikan disini adalah nilai-nilai baik maupun kebenaran dari politik Islam. Amanah yang berarti dapat dipercaya maka politikus muslim yang sudah dipercaya oleh rakyat dan dipilih harus amanah sesuai janji baik politik mereka. Fsthonah artinya cerdas yang mana setiap politikus muslim harus cerdas dalam memilih mana yang benar dan mana yang salah dalam menjalankan pemerintahannya agar terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

Perlu disadari akhir-akhir ini sosial media dihebohkan dengan akun istagram Nurhadi – Aldo capres nomor urut 10 yang mana tujuannya hanya untuk menghibur dari panasnya kondisi pemilu di Indonesia. Tetapi itu adalah sebuah bentuk kekecewaan terhadap politik yang ada dinegeri ini, karena para elite politik membiarkan simpatisannya saling serang dang saling menjatuhkan  nama baik di sosial media. Kita dapat ambil sebuah makna dari akun tersebut karena lawakan atau candaan adalah sebuah bentuk kesenangan. Sehingga akun tersebut dapat diminati oleh khalayak ramai. Dalam mebicarakan strategi politik Islam kita harus mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah. Baik itu pelarangan Masyumi maupun G30S PKI. Kita ketahui banyak elite Partai Komunis Indonesia kala itu yang mayoritas muslim sehingga dapat diterima oleh masyarakat umum terkait propaganda politiknya tetapi ada sebuah kekurang yaitu terkait slogannya Agama adalah candu. Dalam pembentukan idealisme seorang muslim tetaplah tidak boleh mengenyampingkan agama karena dengan agama kita mendapat pedoman hidup dengan kitab sucinya yang murni dari Tuhan yang Maha Kuasa. Seorang muslim yang ingin terjun kedunia politik tetaplah menjadikan isi Al-Quran sebagai pedoman jikalau mereka tidak ingin tergelincir didalam dunia gelap politik.

Dapat pula kita ambil pelajaran dari peristiwa pembubaran Masyumi yang mana kala itu banyak tokoh besarnya bergabung dalam pemberontakan PRRI padahal Masyumi sudah mendapatka suara pemilu terbesar kedua di Indonesia pada tahun 1955. Jangan sampai para elite politik muslim dijadikan alat pemberontakan terhadap negara, yang rugi adalah umat muslim. Ideologi negara kita yang dibangun adalah berdasarkan mufakat dari perwakilan nasionalis, maupun ulama, maupun non muslim yang semuanya sudah menyepakatinya demi persatuan. Selagi ideologi negara kita belum melenceng dari ajaran agama maupun kebenaran tersebut janganlah para elite politik muslim hanya jadi alat kepentingan oposisi  maupun penguasa,yang melemahkan politik Islam. Mengutip dari sebuah buku karya Nurcholis Madjid dalam buku Islam Kemodernan dan KeIndonesiaan yang mana politk Islam sebagai inklusifitas dalam hal ini Islam haruslah berdiskusi bersama para elite politiknya untuk menyongsong kembali menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, ekonomi mandiri, politik berkemanusiaan yang tidak menyampaikan ujaran kebencian maupun fitnah. Tetapi saling menguatkan dan menyatukan untuk membangun sebuah visi Indonesia yang adil, akmur yang diridhoi Allah SWT. Karena keterbukaan pada akhirnya membangun sebuah komunikasi yang baik antara elite politik muslim sehingga tidak ada lagi salimg membenci dan pada akhirnya para elite politik muslim mencetuskan sebuah nama tokoh muslim yang membawa visi umat Islam  untuk dijadikan seorang pemimpin demi kedaulatan dan kemajuan umat muslim dalam bidang politik itu sendiri. Seperti contoh KH. Abdurrahman Wahid yang munculnamanya karena persatuan umat muslim yang kuat dalam membangun politik kebersamaan kala itu. Maka dalam membicarakan strategi politik Islam haruslah menyampaikan sebuah nilai kemanusiaan, positivisme, keadilan, kemakmuran berdasarkan kebenaran. tanpa menghina umat Islam harus bersatu mencari tokoh terbaik lalu sampaikan kepada masyarakat. Sekarang zaman sudah sangat maju semua serba mudah melalui teknologi sampaikan kepada masyarakat nilai-nilai kebaikan tanpa adanya pencitraan dan ketika tokoh tersebut sudah diterima buatlah ruang publik sosial media untuk berdiskusi demi mewujudkan masyarakat majemuk yang berkemajuan.

Gerakan kampanye melalui sosial media harus intens tanpa melakukan ujaran kebencian. Karena rakyat mudah terpengaruh negara kita adalah negara plural dengan keaneka-ragaman suku dan budayanya. Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi agama yang mengajak kebaikan untuk kemakmuran masyarakat, ekonomi mandiri, politik berkemajuan yang mengedepankan nilai kemanusiaan. Setelah Islam memegang sendi – sendi penting pemerintahan janganlah pemimpin tersebut yang berdasarkan mufakat  terpengaruh dengan kekuasaan yang sementara, jangan merusak diri dengan nilai-nilai kebatilan. Maka perlulah membaca dan mem[pelajari tentang tasawuf untuk mencari hakikat kebahagiaan. Salah satu karya literasi tasawuf yang bagus untuk menjadi literasi tasawuf yang relevan dengan zaman ini adalah tasawuf modern karya Buya Hamka. NU dan Muhammadiyah adalah organisasi besar umat muslim Indonesia harus melakukan keeratan dalam langkah politik umat Islam lalu ditambah dengan kekuatan partai-partai Islam bersatu untuk memimpin bangsa Indonesia menuju kearah yang berkemajuan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan  Secaa bicara mungkin mudah tetapi perwujudannya haruslah melalui ketua-ketua yang berdiskusi dan mulai menyatukan visi politik umat Islam agar dapat mewujudkan Indonesia berkemajuan dengan inklusifitasnya di era yang menuju bonus demografi nanti. Maka terkait langkah politik umat Islam tersebut perlulah mencari tokoh yang dapat disepakati bersama, mulai tampilkan tokoh tersebut kepada masyarakat melalui apapun baik media iklan, pamflet , baliho atau media sosial seperti Facebook, Instagram , Twitter, Whatsapp dan lain sebagainya.  Setelah itu musyawarahkan visi politik yang berkemajuan berkeadilan demi masyarakat, keadilan dan kemakmuran berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan. Para politiku muslim yang sudah terpilih jangan sampai hati melakukan tindak korupsi maupun kriminal lain dan mengekang kebebasan masyarakat karena negara kita menganut sistem demokrasi. Dan inklusif harus dikedepankan agar dapat keterbukaan informasi bagi khalayak umum yang jujur apa adanya informasi tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Instruktur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dalam Menjaga Pengkaderan Di Era Millenial

Tantangan Instruktur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dalam Menjaga Pengkaderan Di Era Millenial.                  Oleh : A. Humaeni Rizqi Latihan Kader Himpunan Mahasiswa Islam (LK HMI) pada hakekatnya merupakan bentuk perkaderan HMI yang berorientasi pada pembentukan watak, pola pikir, visi, orientasi berwawasan ke-HMI-an yang paling dasar. Posisi dan peranan Latihan Kader adalah untuk meletakan dasar-dasar bagi setiap kader HMI agar siap mengemban amanah dan tanggungjawab guna membangun bangsa Indonesia di masa depan. Pelatihan (training) di HMI sangat menentukan arah gerak dan dinamika para kader maupun organisasi, sehingga apabila pengelola atau penanggungjawab suatu training HMI salah dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan semangat dan juga gagasan dasarnya maka akan salah pula pengembangan bentuk-bentuk pembinaan berikutnya, baik pada up-grading maupu aktivitas. Berkaitan pada persoalan-persoalan tersebut, dalam pelatihan di HMI, sangat dibutuhkan lembaga serta forum

Mendengarkan dan Akhirnya Jatuh Cinta

"MENDENGARKAN DAN AKHIRNYA JATUH CINTA"                       Oleh: Aidil Fitri Perkenalan saya dengan HMI sudah terjadi sejak saya duduk di kursi SMA. Banyak saudara, tetangga, bahkan kerabat saya yang sedang kuliah menyebutkan dan menempelkan stiker HMI entah itu di jendela rumah, pintu kamar,  helm, cover buku, dan sebagainya. Sehingga membuat saya tidak begitu asing dengan logo HMI itu sendiri. Pernah waktu itu terlintas di pikiran saya "apasih itu HMI?, kenapa kok logonya kayak gitu? Kenapa orang2 pada pasang stiker HMI dimana-mana, dan kenapa banyak orang yang suka menyebutkan kata HMI? sebenarnya HMI itu apa?". Sampai pada akhirnya, saya menuangkan segala pertanyaan saya ke rekan dan saudara saya yang merupakan kader HMI. Lalu, tanpa kesengajaan mereka menjawab hal yang serupa, "Kalau mau tau jawabannya, kamu jadi mahasiswa terlebih dahulu, dan gabung sama saya di HMI. Biar paham." Jawaban yang sangat tidak membuat diri saya puas sama sekali.