Langsung ke konten utama

Mission HMI

                            Mission HMI
                       Oleh: Kamal A.M

      Himpunan mahasiswa Islam atau biasa disebut HmI didirikan di Yogyakarta 14 Rabiulawal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1995. Dalam berdirinya HmI ini terdapat faktor-faktor yang meletar belakangi. 1. Situasi negara Republik Indonesia yang mana pada saat itu dijajah oleh bangsa barat, selain menjajah bangsa Indonesia mereka juga membawa misi politis skularisme dan ekonomi libelarisme. Penjajah menerapkan pembaratan di Indonesia (westernisasi). 2. Situasi umat Islam di indonesia, yang mana terpadunya ajaran Islam dengan adat istiadat yang datang dari Hinduisme, Budhaismedan Animisme. 3. Situasi dunia perguruan tinggi dan kemahasiswaan, terjadinya dua listis pendidikan yang mengarah kepada keislaman dan kebaratan. Yang dikhawatirkan adalah yag mengarah kebaratan karena mereka tidak didasari oleh agama mereka melainkan dengan rasionalisasi yang akan menimbulkan skularisasi. 4. Munculnya polarisasi politik. 5. Berkembangnya faham dan ajaran komunis. 6. Kemajemukan bangsa Indonesia. 7. Tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan.
        Melihat situasi tersebut, akhirnya pada 14 Rabiulawal HmI didirikan, yang diprakarsai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa STI tingkat I. Pada jam kuliah Tafsir yang dipimpin oleh seorang dosen bernama Husen Yahya, Lafran pane meminta izin untuk jam kuliahnya dapat digantikan dengan suatu rapat. Melihat Lafran Pane yang meminta izin yang mana pada saa itu Lafran Pane menjadi Ketua III Senat STI, Husen Yahya memberikan izin. Masuklah Lafran Pane di depan kelas lantas memimpin rapat dan mengatakan “Hari ini rapat pembentuka organisasi Mahasiswa islam, karena semua persiapan maupun perlengkapanyang diperlkan sudah beres”.
       Setiap organisasi pasti mempunyai tujuannya masing-masing, begitu juga HmI, sehingga usaha yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan teratur. tujuan suatu organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinga dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen.
        Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup  yang terpadu  antara pemenuhan tugas duniawi  dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang  paling mendasar.  Atas faktor tersebut, maka HMI  menetapkan tujuannya sebagaimana dirumuskan dalam pasal 4. AD HMI yaitu :
“TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRIDHOI ALLAH SUBHANAHU WATAALA”.
         Dengan rumusan tersebut,  maka  pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kualitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif  merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.
Motivasi dan tujuan organisasi
        Sesungguhnya Allah SWT  telah mewahyukan Islam sebagai  agama yang Haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai Khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadiratnya.
        Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan yang seimbang dan terpadu antara pemenuhan jasmani dan kalbu, iman dan ilmu, dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan ini, maka HMI menjadikan Islam selain sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai sumber nilai, motivasi dan inpirasi. Dengan demikian Islam bagi HMI merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dari usaha organisasi HMI.
        Dasar Motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena Islam adalah ajaran fitrah, maka  pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah juga merupakan tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu tunduk kepada fitrah kemanusiaannya.
       Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin adanya kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang atau dengan kata lain kesejahteraan materil dan kesejahteraan spirituil.
         Kesejahteraan yang akan terwujud dengan adanya amal saleh ( kerja kemanusiaan ) yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Dalam amal kemanusiaan inilah manusia akan dapatkan kebahagian dan kehidupan yang sebaik-baiknya. Bentuk  kehidupan yang ideal secara sederhana  kita rumuskan dengan “kehidupan yang adil dan makmur”.
        Untuk menciptakaan kehidupan yang demikian. Anggaran dasar menegaskan kesadaran mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai  Ketuhanan  Yang Maha  Easa,       Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Dalam Kebijaksanaan/Perwakilan serta mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam rangka mengabdikan diri  kepada Allah SWT.
        Perwujudan daripada pelaksanaan  nilai-nilai tersebut adalah  berupa amal saleh atau kerja kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana secara benar dan sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu pengatahuan. Karena inilah hakekat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan manusia yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja kemanusiaan ( amal saleh ). Pengabdian dan bentuk amal saleh inilah pada hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab dengan melalui kerja kemanusiaan, manusia mendapatkan kebahagiaan.
Basic Demand Bangsa Indonesia
        Sesunguhnya kelahiran HMI dengan rumusan tujuan seperti pasal 4 Anggaran Dasar tersebut adalah dalam rangka menjawab dan memenuhi kebutuhan dasar ( b a s ic n e e d ) bangsa Indonesia setelah mendapat kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 guna  memformulasikan dan merealisasikan cita-cita hidupnya. Untuk memahami kebutuhan dan tuntutan tersebut maka kita perlu melihat dan memahami keadaan masa lalu dan kini. Sejarah Indonesia dapat kita bagi dalam 3 (tiga) periode yaitu:
Periode (Masa) Penjajahan
Penjajahan pada dasarnya adalah perbudakaan. Sebagai bangsa terjajah sebenarnya bangsa Indonesia pada waktu itu telah kehilangan kemauan dan kemerdekaan sebagai hak asasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa Indonesia pada waktu itu adalah kemerdekaan. Oleh karena itu timbullah pergerakan nasional dimana pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah mereka yang mampu menyadarkan hak-hak asasinya sebagai suatu bangsa.

Periode (Masa) Revolusi
Periode ini adalah masa  merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa  serta didoorong oleh keinginan yang luhur maka bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam periode ini yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah adanya persatuan solidaritas dalam bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan menghancurkan penjajah. Untuk itu dibutuhkan adanya “ s olid a rit y m a kin g ” diantara seluruh kekuatan nasional sehingga dibutuhkan adanya pimpinan nasional tipe solidarity m aker .

Periode (Masa) Membangun
 Setelah Indonesia merdeka dan kemerdekaan itu mantap berada ditangannya maka timbullah cita-cita dan idealisme sebagai manusia yang bebas dapat direalisir dan diwujudkan. Karena periode ini adalah periode pengisian kemerdekaan, yaitu guna menciptakan masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur. Maka mulailah pembangunan nasional. Untuk melaksanakan pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah ilmu pengetahuan.  
        Pimpinan nasional yang dibutuhkan adalah negarawan yang “ problem solver” yaitu tipe “ administrator” disamping ilmu pengetahuan diperlukan pula adanya iman/akhlak  sehingga mereka mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan ( amal saleh ). Manusia yang demikian mempunyai garansi yang obyektif untuk menghantarkan bangsa Indonesia ke dalam suatu kehidupan yang sejahtera adil dan makmur serta kebahagiaan. Secara keseluruhan basic
        Demand bangsa Indonesia adalah terwujudnya bangsa yang  merdeka, bersatu dan berdaulat, menghargai HAM, serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan  dengan tegas tertulis dalam Pembukaan UUD  1945 dalam alinea kedua.
        Tujuan 1 dan 2 secara formal telah kita  capai tetapi tujuan ke-3 sekarang sedang kita perjuangkan. Suatu masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur  hanya akan terbina dan terwujud  dalam suatu pembaharuan dan pembangunan terus menerus yang dilakukan oleh manusia-manusia yang beriman, berilmu pengetahuan dan berkepribadian, dengan mengembangkan nilai-nilai kepribadian bangsa.

Kualitas Insan Cita
        Kualitas Insan Cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI  di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan (pasal 5  AD HMI)  adalah sebagai berikut :

Kualitas Insan Akademis
Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya  dengan kesadaran.
Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis  maupun tekhnis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara  bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
Kualitas Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentukbentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan  bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan  dan pembaharuan.
Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap demikian potensi, sehingga dengan demikian kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indahindah.
Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam.
 Kualitas Insan Pengabdi : Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi
Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan ummat dan bangsa.
Sadar  membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya sanggup membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.
Insan akdemis,  pencipta dan pengabdi adalah insan yang bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa.
 Kualitas Insan yang  bernafaskan Islam : Insan Akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam
 Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
 Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
Kualitas Insan bertangung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT
Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.
Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya dan sadar  dalam menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.
Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis.
Rasa tanggung jawab, taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT. e) Evaluatif dan selektif  terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Percaya pada diri sendiri  dan sadar akan kedudukannya sebagai “Khalifah fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
         Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “ man of future ” insan pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan  berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi citacitanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Tipe ideal dari hasil perkaderan HMI adalah “ man of inovator ” ( duta - duta pembantu ). Penyuara “ idea of progress ” insan yang berkeperibadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah Allah SWT. Mereka  itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal saleh dalam kualitas yang maksimal ( insan kamil ).
        Dari lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan cita. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.


Tugas Anggota HmI
        Setiap anggota HMI berkewajiban meningkatkan kualitas dirinya menuju kualitas insan cita HMI. Untuk itu setiap anggota HMI harus mengembangkan sikap mental pada dirinya yang independen untuk itu: a. Senantiasa  memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT. b. Selalu tidak puas dalam mencari kebenaran c. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional menghadapi pendirian yang berbeda. d. Bersifat kritis dan berpikir bebas kreatif e. Selalu haus terhadap ilmu pengetahuan dan selalu mencari kebenaran
         Hal tersebut akan diperoleh antara lain dengan jalan :
Senantiasa meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam yang dimilikinya dengan penuh gairah.
Aktif berstudi dalam Fakultas yang dipilihnya.
Mengadakan tentor club untuk studi ilmu jurusannya dan club studi untuk masalah kesejahteraan dan kenegaraan
Selalu hadir dan pro aktif dalam forum ilmiah
 Aktif dalam mengikuti karyaseni dan budaya f. Mengadakan halaqah-halaqah perkaderan di masjid-masjid kampus
        Bahwa tujuan HMI sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pasal 4 AD HMI pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dalam setiap Anggota HMI. Insan cita HMI adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya anggota HMI dalam membina dirinya untuk mencapai Insan Cita HMI berarti dia telah mencapai tujuan HMI.  Insan cita HMI pada suatu waktu akan merupakan “ Inte l le c tual community ” atau kelompok intelegensi yang mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa dalam suatu kehidupan masyarakat yang religius, sejahtera, adil dan makmur serta bahagia ( masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahuwataala ).
        Melihat tahun berdirinya HmI yaitu 1947, ditahun 2019 ini berarti HmI memasuki usia ke-71 tahun. Organisasi yang cukup tua. Di usia ke-71 tahun ini menurut saya masih banyak yang harus dibenahi dalam HmI, khususnya pada Tujuan Hmi. Saya melihat banyak kader yang tidak meimplementasikan tujuan dan tugas anggota HmI yang telah buat. Contohya pada saat Rapat Anggota Komisariat (RAK), pengalaman pribadi saya ketika Rapat Anggota Komisariat, ada pertikaian yang berujung pada bangku hantam antara kubu 1 dan kubu 2. Menurut saya ini yang harus dikoreksi oleh kader HmI. Dalam tujuan HmI yang berbunyi “Terbinanya Insan Akademis Pencipta, Pengabdi, yang bernafaskan Islami...” ,bernafaskan Islami disini adalah Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya. Nilai-nilai Islam tidak mengajarkan bangku hantam dalam menyelesaikan suatu masalah, tetapi Islam mengajarkan dengan musyawarah, sebagaimana firman Allah SWT surat Al-Imran ayat 159. Dan juga ketika Latihan kader I (LK I), ada pemateri yang memberikan materinya melewati waktu salat bahkan sampai waktu salat tersebut hampir habis baru peserta diizinkan untuk salat. Bukankankah Afdholnya berada di awal waktu sebagaimana hadis nabi Muhammad? Ketum PB HmI periode 1966-1971 Nurcholis Majid menyontohkan, ketika diselenggarakannya Pleno PB HmI di Tugu, meskipun sidang berlangsung sampai larut, begitu waktu subuh tiba, Cak Nur sudah mengumandangkan adzan untuk solat subuh semua peserta ikut bangun mengembil air wudhu. Cak Nur jadi imam memimpin wirid dan doa.
        Pada tahun 2019 ini, dimana perkembangan industri dan teknologi berkembang dengan sangat pesat, kita sebagai kader HmI harus memliki strategi yang agar tidak tertinggal dan bisa terus memegang teguh tujuan HmI, apalagi kita masuk pada era baru atau dinamakan dengan revolusi industri 4.0. apa itu revoluis 4.0 ? yaitu Perubahan yang cepat dalam bidang ekonomi, dari kegiatan ekonomi yang agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengelola bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi dalam hal ini mengubah cara kerja pada manusia dari penggunaan tangan (manual) hingga menggunakan mesin (mekanis).Sementara gelombang ke-4 menandakan urutan kejadian revolusi industri yang pernah ada.
       Perubahan banyak terjadi pada era revolusi industri 4.0 ini, terlebih dalam bidang Teknologi transpotrasi. Sebagai konsumen kendaraan umum tidak perlu lagi menunggu kendaraan dipinggir jalan sampai kendaraan yang ingin kita naiki tiba. Karena kecanggihan teknologi dan internet kita cukup memesan melalu aplikasi transpotrasi tersebut. Salah satu contohnya yang ada di Indonesia adalah layanan transportasi. Layanan transportasi berbasis daring telah ada di berbagai sektor industri. Mulai dari sarana transportasi untuk penumpang dan barang.  Layanan seperti Gojek dan Grab adalah transformasi dari industri transportasi formal. Dengan salah satu layanan ini, Anda dapat menggunakan ponsel Anda untuk: Pesan mobil untuk membawa Anda ke tujuan tertentu, lacak kendaraan saat menuju ke arah Anda, dapatkan informasi tentang kendaraan, pengemudi, dan harga perjalanan. Kemajuan dalam kecerdasan buatan, kemajuan internet, green energy, dan teknologi lainnya dapat meningkatkan keselamatan bagi pengemudi dan pejalan kak. hal ini juga berpotensi meningkatkan penggunaan transportasi umum dan layanan transportasi daring lebih besar. Perubahan ini dapat mengakibatkan kemacetan dan polusi berkurang, perjalanan lebih cepat dan lebih murah, dan tentunya hidup yang lebih baik
        Presiden Joko Widodo  mengatakan  pada acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018. Pada acara ini, Jokowi berbicara soal revolusi industri 4.0. Presiden Joko Widodo  mengatakan  "Kita ingat 2 minggu lalu bersama Menperin saya resmi luncurkan making Indonesia 4.0 sebagai tanggapan pemerintah atas revolusi industri 4.0. Saya memberikan beberapa contoh, saat ini ada robot dengan 3d printing, dan bisa membuat rumah dalam 24 jam dengan biaya sepertiga lebih murah. Ada juga robot pembersih karpet di Singapura. Kita nantinya terus mulai sadar bahwa kemungkinan tukang sapu bakal hilang karena tergantikan robot," pada acara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018. di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
        Himpunan mahasiswa Islam yang mempunyai status organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan berperan sebagai organisasi perjuangan. Yang mempunyai tuhuan: “Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.” Sebagai kader harus cepat tanggap dalam menghadapi perkembangan ini, dimana semua berbasis teknologi dan Dijital. Agar kader HmI tidak ketingglan dan termakan oleh zaman.
        Pada saat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menggelar diskusi tentang peran media dalam mendukung pertahanan Indonesia. Diskusi tersebut pun melahirkan wacana HMI Digital. Diskusi bertajuk 'Ngobrol Pertahanan Indonesia (NGOPI): Peran Media Sosial dalam Mendukung Pertahanan dan Keamanan serta Meredusir Peluang Terjadinya Perpecahan di NKRI' digelar di Sekretariat PB HMI,  Abdul Aziz yang saat itu sebagai pembicara mengatakan:"HMI harus memperkuat database kadernya di seluruh Indonesia untuk mewujudkan HMI Digital," ujar CEO detik.com tersebut. Menurut Abdul Aziz, modernisasi menjadi sebuah keharusan bagi HMI. Hal ini dilakukan untuk merespons perkembangan zaman.  "Modernisasi organisasi adalah sebuah keharusan yang patut dilakukan oleh HMI sebagai sebuah respons atas perkembangan zaman,". Sementara itu, Ketua Umum PB HMI Respiratori Saddam Al Jihad menyambut baik ide tersebut. "Digitalisasi organisasi HMI merupakan suatu kebutuhan di era milenium. HMI akan semakin maju jika bisa membaca arah perubahan teknologi melalui artificial intelligence secara utuh. Karena Indonesia sedang memasuki era Revolusi Industri 4.0," ucap Saddam selaku ketum PB HmI.
        Kader HmI harus melek ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena unsur itulah yang membuat suatu organisasi berkembang. HmI di berbagai daerah harus menjadi “tangki Pikir” dan penyebar gagasan pembeharuan yang berkaitan denga ekonomi serta kegiatan manusia pada umumnya. Misalnya adalah adanya video di youtube tentang pendalaman materi-materi wajib HmI yang benar harus dipahami oleh kader dan calon kader. Nasihat-nasihat para KAHMI untuk adik-adiknya agar terus semangat dalam perjuangan. Dan di dukung oleh Lembaga Pengembangan Profesi (LPP) dalam bidang dakwah. Berdakwah dalam media sosial sangat mudah pada zaman dijital ini, sebagai contohnya adalah Ustad Abdul Somad, Ustad Adi Hidayat, dan masih banyak lagi.   Menurut saya belum ada yang sepeti itu youtube, maupun media sosial lainya. Atau bahkan di era dijital ini Ke depan, kader-kader HMI perlu melakukan training secara online, dengan materi-materi yang disajikan via handphone dan alat komunikasi pendukung lainnya. Kader HmI juga bisa berniaga dalam era dijital ini tampa harus membuka toko. Yaitu berniaga dengan cara online Seperti halnya Bukalapak, Shopie, lazada dan lainya. Boleh kader HmI memcoba ide ini dengan menjual barang sepeti antribut HmI, buku-buku tentang HmI, dan lainnya. Sehingga tidak perlu membawa proposal ke senior untuk mencari dana, cukup dengan uang perniagaan tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Instruktur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dalam Menjaga Pengkaderan Di Era Millenial

Tantangan Instruktur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Dalam Menjaga Pengkaderan Di Era Millenial.                  Oleh : A. Humaeni Rizqi Latihan Kader Himpunan Mahasiswa Islam (LK HMI) pada hakekatnya merupakan bentuk perkaderan HMI yang berorientasi pada pembentukan watak, pola pikir, visi, orientasi berwawasan ke-HMI-an yang paling dasar. Posisi dan peranan Latihan Kader adalah untuk meletakan dasar-dasar bagi setiap kader HMI agar siap mengemban amanah dan tanggungjawab guna membangun bangsa Indonesia di masa depan. Pelatihan (training) di HMI sangat menentukan arah gerak dan dinamika para kader maupun organisasi, sehingga apabila pengelola atau penanggungjawab suatu training HMI salah dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan semangat dan juga gagasan dasarnya maka akan salah pula pengembangan bentuk-bentuk pembinaan berikutnya, baik pada up-grading maupu aktivitas. Berkaitan pada persoalan-persoalan tersebut, dalam pelatihan di HMI, sangat dibutuhkan lembaga serta forum

Mendengarkan dan Akhirnya Jatuh Cinta

"MENDENGARKAN DAN AKHIRNYA JATUH CINTA"                       Oleh: Aidil Fitri Perkenalan saya dengan HMI sudah terjadi sejak saya duduk di kursi SMA. Banyak saudara, tetangga, bahkan kerabat saya yang sedang kuliah menyebutkan dan menempelkan stiker HMI entah itu di jendela rumah, pintu kamar,  helm, cover buku, dan sebagainya. Sehingga membuat saya tidak begitu asing dengan logo HMI itu sendiri. Pernah waktu itu terlintas di pikiran saya "apasih itu HMI?, kenapa kok logonya kayak gitu? Kenapa orang2 pada pasang stiker HMI dimana-mana, dan kenapa banyak orang yang suka menyebutkan kata HMI? sebenarnya HMI itu apa?". Sampai pada akhirnya, saya menuangkan segala pertanyaan saya ke rekan dan saudara saya yang merupakan kader HMI. Lalu, tanpa kesengajaan mereka menjawab hal yang serupa, "Kalau mau tau jawabannya, kamu jadi mahasiswa terlebih dahulu, dan gabung sama saya di HMI. Biar paham." Jawaban yang sangat tidak membuat diri saya puas sama sekali.